Jasadnya dirawat selama 4 bulan karena mereka percaya kata sang dukun, bahwa anaknya akan kembali hidup.

Anak bernasib malang ini bernama Aisyah Latifatul Humairoh yang masih berumur 7 tahun. Ia adalah anak dari dai Marsudi dan Suwartinah.

Aisyah dianggap terlalu nakal hingga kedua orang tuanya menganggap anaknya itu merupakan keturunan genderuwo.

Mereka pun meminta bantuan dukun yang bernama Budiono dan Haryono yang mengaku bisa menghilangkan aura genderuwo dari sang anak.

Dengan membayar mahar 6 juta rupiah, mereka pun mulai melakukan ritual.

Haryono meminta Marsudi dan Suwartinah dibantu Budiono melakukan ritual menenggelamkan kepala korban di bak mandi hingga tak bisa bernafas dan meninggal dunia.

Begitu tahu korban meninggal, dukun Haryono masih bilang kalau itu hanya sementara dan korban akan hidup lagi setelah 4 bulan.

Ironisnya, orang tua korban masih percaya saja sehingga selama disimpan di kamar,

jasad itu dirawat dibersihkan dua kali setiap minggu agar tidak muncul bau menyengat mayat.

Warga desa mendapat laporan dari paman dan bibi korban yang selama ini curiga karena sudah lebih dua bulan tak pernah melihat korban di rumahnya.

Orang tua korban yang ditanya selalu beralasan bila korban ada di rumah kakeknya. Untuk memastikan, paman dan bibi korban mendatangi rumah kakek dan tetap tak mendapati korban di rumah sang kakek.

Begitu didesak, orang tua korban akhirnya menunjukkan korban yang ada di dalam kamar sudah tak bernyawa dan mengering

Polsek Bejen dan pihak Koramil menghubungi inafis untuk menggelar olah TKP selanjutnya jazad Aisyah di bawa ke RSU Temanggung untuk diotopsi.

Sementara, 4 orang diamankan polisi, yakni bapak ibu Aisyah dan Haryono serta Budiono.

Atas perbuatannya, keempat tersangka pun ditangkap dan dijerat dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara atau seumur hidup.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *