Sebelum dunia mengenalnya sebagai bintang dalam film “The Gods Must Be Crazy”, Ni Xau hanyalah seorang pemburu yang hidup di alam liar, jauh dari gemerlap dunia modern.

Dia hidup tanpa listrik, air bersih, bahkan tanpa konsep tentang uang. Dalam komunitasnya, kehidupan berlangsung dengan damai, jauh dari segala hiruk-pikuk.

Namun, nasib punya rencana lain. Ketika produser Jamie Uys mencari pemeran untuk film komedi uniknya, ia menemukan Ni Xau, seorang pria dengan senyum polos dan karisma alami.

Ni Xau mungkin tidak tahu apa itu film, tapi saat kamera mulai merekam, ia memancarkan kejujuran dan kepolosan yang luar biasa. Karakter yang ia perankan, Xi, dengan cepat mencuri hati penonton di seluruh dunia.

Namun di balik kesuksesan itu, ada sisi gelap yang jarang diketahui. Meski film tersebut sukses besar dan meraup jutaan dolar, Ni Xau hanya menerima bayaran yang sangat kecil. Pada saat itu, ia hanya dibayar sekitar $300, jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan pendapatan film yang meroket.

Karena tidak memahami nilai uang, Ni Xau juga kehilangan sebagian besar dari bayaran itu, karena tidak tahu bagaimana mengelola atau menyimpannya. Ketika dia kembali ke desanya setelah syuting, ia tidak menyadari betapa besar kesuksesan film tersebut.

Keadaan ini membawa duka dalam kehidupannya. Ni Xau adalah pria yang sederhana, tapi ia mulai menyadari bahwa dunia modern tidak selalu sebaik yang terlihat.

Meskipun ia kemudian kembali untuk berperan dalam sekuel film tersebut dan beberapa proyek lainnya, Ni Xau tetap hidup dalam kesederhanaan dan tidak pernah benar-benar merasakan hasil dari kerja kerasnya.

Sementara para produser dan perusahaan film menikmati kesuksesan komersial yang besar, Ni Xau tetap berada di tempat yang hampir sama seperti sebelum film tersebut terkenal—hidup di rumah jerami, bergantung pada berburu dan mengumpulkan makanan dari alam.

Pada akhirnya, Ni Xau memilih untuk kembali sepenuhnya ke kehidupannya yang sederhana. Dia pernah berkata bahwa dia lebih suka kembali ke kehidupan tradisionalnya daripada tinggal di kota yang penuh dengan teknologi dan kebisingan.

Sayangnya, Ni Xau meninggal pada tahun 2003, di usia 59 tahun, akibat tuberkulosis—sebuah penyakit yang mungkin bisa diobati jika ia memiliki akses ke perawatan yang lebih baik.

Kisah Ni Xau adalah campuran antara kegembiraan dan kesedihan. Meskipun ia memberi dunia tawa dan hiburan, hidupnya sendiri tidak banyak berubah.

Dia tetap hidup dalam kemiskinan, terisolasi dari manfaat yang seharusnya ia dapatkan dari kesuksesan film yang ia bintangi. Ini adalah pengingat bahwa meski ketenaran bisa datang secara tiba-tiba, kehidupan yang adil dan sejahtera sering kali sulit dijangkau bagi mereka yang paling membutuhkannya.

Ni Xau adalah bintang yang bersinar terang, namun tetap berada dalam bayang-bayang ketidakadilan dunia.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *