Kediri – Mobil Nissan X-Trail warna hitam yang dikendarai Sunarti tiba di sekitar SDN Tegowangi, Plemahan, Kabupaten Kediri pagi itu. Di sana, Sunarti segera dihampiri Nur Kholik yang telah janjian bertemu sebelumnya.

Mobil dengan nopol L 1793 BL itu kemudian menuju ke SPBU Pelem. Setelah mengisi BBM, mobil kemudian diambil alih kemudinya oleh Kholik. Keduanya lalu menuju Kota Kediri mencari hotel untuk check in.

Sunarti merupakan istri dari teman Kholik. Perempuan 39 tahun itu dicurigai suaminya punya pria idaman lain. Oleh karena itu, suami Sunarti mempercayakan Kholik untuk memata-matainya.

Namun dari situ, Sunarti dan Kholik malah menjalin hubungan terlarang. Rumah tangga Sunarti dan suaminya memang sedang renggang. Salah satunya karena dipicu Sunarti yang merasa suaminya tak pernah memuaskan hasrat seksualnya.

Beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Kholik telah tiba di Kota Kediri. Namun Kholik hanya keliling kota saja dan tak jadi check in. Ia malah menghentikan mobil di kawasan Stadion Brawijaya lalu turun mencari makan.

Akan tetapi, Sunarti rupanya tak selera ikut makan. Sebab yang ia inginkan hanya segera check in ke hotel dan berhubungan intim dengan Kholik. Sunarti pun memilih untuk menunggu Kholik makan di dalam mobil.

Lubang tempat Kholik menguburkan Sunarti

Tuntas makan, Kholik selanjutnya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kawasan Stadion Brawijaya. Selama perjalanan di dalam mobil, Sunarti mengeluh ke Kholik karena suaminya yang tak pernah membuatnya puas saat berhubungan intim.

Kholik hanya diam menyimak keluhan Sunarti. Tak lama, Sunarti lalu mengambil bungkusan plastik kecil berisi pil warna kuning sebanyak 2 butir dan menenggaknya dengan minuman suplemen. Usai menenggak 2 butir pil itu, bibir dan badan Sunarti bergetar semua.

Sunarti pun berujar ke Kholik agar segera mencari hotel untuk check in dan segera berhubungan intim. Sebab birahinya tengah memuncak usai menenggak 2 pil tersebut.

Namun permintaan Sunarti ini ternyata ditolak karena Kholik memang tak berniat melakukan hubungan intim. Mendengar hal ini, Sunarti naik pitam, keduanya lalu cekcok di dalam mobil. Sunarti yang emosi lalu mengomel ke Kholik agar anaknya saja yang memuaskan hasrat seksualnya jika dirinya enggan melayaninya.

Perkataan Sunarti ini ternyata membuat Kholik kaget dan emosi. Mobil yang dikendarai lalu dihentikan. Kholik yang kalap lalu mencekik Sunarti hingga sekitar 20 menit. Sunarti sebenarnya melawan tapi kalah tenaga dengan Kholik.

Kholik baru melepas cekikannya secara perlahan setelah Sunarti lemas dan lunglai. Tubuh Sunarti lalu dipindah dan ditidurkan ke kursi mobil. Setelah memastikan Sunarti tewas, Kholik pergi ke rumah bibinya di Desa Tegowangi. Ia beristirahat dengan duduk-duduk hingga magrib tiba.

Saat orang-orang pergi salat tarawih, Kholik berangkat ke pemakaman desa setempat dengan membawa cangkul. Ia mengaku ke bibinya hendak membersihkan makam nenek dan kedua orang tuanya. Namun alasan itu hanya dalih Kholik saja, sebab ia sebenarnya hendak menggali liang lahat untuk mengubur mayat Sunarti.

Tuntas menggali, ia lalu balik ke rumah dan mengendarai mobil Nissan yang di dalamnya masih ada mayat Sunarti. Mayat Sunarti lalu diturunkan dengan diseret ke liang lahat yang tak seberapa dalam. Sunarti lalu dikuburkan dengan posisi tengkurap lalu ditimbun dengan sisa-sisa tenaganya.

Setelah selesai mengubur, Kholik kembali ke rumah bibinya. Di sana ia selanjutnya membersihkan dirinya. Ia juga membersihkan jejak sidik jari di cangkulnya dengan menggosok-gosok menggunakan lengannya.

Kholik kini harus menghilangkan jejak mobil Sunarti. Ia lalu mengendarainya menuju ke Dusun Kunti, Desa Mranggen, Purwosari, Kabupaten Kediri. Di sana, mobil Sunarti diparkir begitu saja di pinggir jalan. Kholik lalu pulang naik bus.

Nur Kholik, pembunuh Sunarti sesaat setelah ditangkap

Namun pembunuhan yang terjadi Rabu, 16 Mei 2018 itu terungkap. Ini karena Kholik mengubur mayat Sunarti kurang sempurna. Sebab kaki Sunarti tak ikut terkubur dan masih menyembul ke permukaan tanah. Mayat Sunarti ditemukan warga keesokan harinya dan membuat gempar.

Penemuan itu lantas dilaporkan ke polisi. Mayat selanjutnya dievakuasi ke RS Bhayangkara Kediri. Dari hasil penyelidikan mayat diketahui bernama Sunarti. Sunarti diketahui lahir dan besar di Desa Mranggen, Kecamatan Plemahan.

Namun setelah menikah, Sunarti tinggal di Waru, Sidoarjo bersama suami dan kedua anaknya. Polisi pun melakukan serangkaian penyelidikan. Dari hasil autopsi, polisi menyimpulkan Sunarti tewas dibunuh.

Kholik diduga kuat sebagai pelakunya karena merupakan orang yang terakhir bersama Sunarti. Tak butuh waktu lama, polisi lalu mengamankan Kholik. Ironisnya, Kholik ditangkap polisi saat berada di rumah suami Sunarti di Kecamatan Watudandang, Nganjuk.

Rabu, 12 Desember 2018, Kholik mendapat ganjaran atas perbuatannya. Majelis hakim Pengadilan Negeri Kediri menjatuhkan pidana penjara 9 tahun terhadap Kholik. Vonis yang diterima Kholik ini lebih ringan 4 tahun dari tuntutan jaksa sebelumnya yakni 13 tahun pidana penjara.

Lihat Video Penangkapan: https://thegazettengr.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *