Kematian Aeschylus tidak hanya aneh, tetapi juga konyol sekaligus tragis. Dia sendiri pasti tidak akan menyangka kalau di siang yang cerah itu nyawanya akan dicabut oleh dua hewan liar.
Ia tewas seketika setelah kepalanya tertimpa seekor kura-kura yang dijatuhkan oleh seekor burung elang dari ketinggian. Sudah jadi kebiasaan bagi burung elang untuk memecahkan cangkang kura-kura dengan menjatuhkannya dari atas ke sebuah batu besar. Dari langit kota Gela, si elang ini sepertinya menyangka kepala botak mengkilat Aeschylus adalah batu yang kuat, dan secara insting langsung melepas tangkapannya agar pecah. Sayangnya, kepala Aeschylus justru yang pecah dan nyawanya dengan seketika melayang. Tidak ada yang tahu apakah kura-kura itu selamat atau tidak, atau bagaimana reaksi si elang terhadap tembakan salah sasarannya itu.
Aeschylus sendiri adalah seorang dramawan Yunani yang hidup pada 525 – 456 SM. Ia digelari “Bapaknya Tragedi” berkat karya-karya drama teaternya yang menonjolkan elemen tragedi sebagai pelajaran hidup. Karya-karyanya sering dipentaskan di panggung bergengsi di Athena, dan masih dipertunjukkan sampai sekarang. Walau mungkin kisah kematian mendadaknya jauh lebih terkenal dan menarik untuk diceritakan.
Sumber: https://thegazettengr.com
Tinggalkan Balasan