Kejadian pilu dan sangat disayangkan yg menimpa siswi SD kelas 2..
Pelaku bernama Sandi Mulyadi merupakan seorang mahasiswa angkatan 2019 di salah satu kampus di Kota Serang, yakni Universitas Bina Bangsa, yang juga berprofesi sebagai ojol di aplikasi Maxim.

Kejadian ini berawal dari korban dijemput oleh seseorang yang diduga pelaku, mengenakan jaket ojek online (ojol) di depan sekolahnya.

Pada saat itu, siswi SD mengklaim bahwa ia telah diminta oleh orangtua korban untuk menjemputnya. Karena masih polos, korban kemudian mempercayainya dan diajak oleh pelaku untuk naik motornya.

Setelah itu, mereka berangkat dan berhenti di sebuah rumah kosong dekat dengan Masjid Al-Muhajirin, Penancangan, Cipocok Jaya, Serang, Banten.

Diketahui korban yang masih kelas dua SD tersebut menangis saat sampai di rumah karena merasa kesakitan di bagian alat vitalnya. Setelah ditanya, korban baru menceritakan kejadian yang dialaminya. Korban bercerita jika ia dijemput oleh orang tak dikenal (driver ojol) lalu diajak keliling dahulu. Kemudian dibawa ke TKP rumah kosong.

Di situlah pelaku mulai melancarkan aksinya dengan meminta korban membuka celananya dan melakukan tindak asusila.

Bahkan, pelaku sempat membekap mulut korban dan berusaha untuk mencegahnya kabur.

Setelah dilakukan pemeriksaan visum, terbukti bahwa organ vital korban mengalami robek.

Kejadian ini langsung membuat orang tua korban murka dan langsung menghubungi pihak berwajib untuk membantu menumpas tuntas kasus yang menimpa anak perempuannya.

Sandi diserahkan pihak keluarga ke Polresta Serang Kota. Dia sempat kabur ke Bandung, Jawa Barat dan kemudian dijemput unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Serang Kota.

Atas tindakannya tersebut, pelaku akan dijerat Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Sudah pasti psikisnya terganggu sedari dini dan trauma berat, Kasian kamu nak.. Semoga cepat pulih ya nak, doa terbaik untukmu 🙁

Dari kejadian pilu ini kita sebagai orang tua diajarkan untuk lebih peduli dan mengajarkan anak untuk menanamkan sifat berani untuk menolak ajakan orang asing, dan kita sebagai orang tua harus menjalin komunikasi / nasehat2 kepada anak yang tidak berakibat orang asing gampang dapat melakukan tindakan seperti ini.
Dan sangat disayangkan sekali pelaku adalah orang yang berpendidikan, masa depan yang seharusnya cerah pun harus sirna karena hawa nafsu dan harus mendekam di dalam jeruji besi untuk waktu yang lama.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *