Selama Pertempuran Manila, yang berlangsung dari tanggal 3 Februari hingga 3 Maret 1945, pasukan Jepang bertempur melawan pasukan Amerika dan Filipina untuk mempertahankan kota Manila. Setelah berminggu-minggu pertempuran sengit dan kerusakan besar di kota tersebut, pasukan Jepang di bawah komando Jenderal Tomoyuki Yamashita dipaksa menyerah pada tanggal 3 Maret 1945.
Setelah menyerah, banyak tentara Jepang yang dijadikan tawanan perang oleh pasukan Amerika. Namun, ada juga laporan tentang beberapa tentara dan perwira Jepang yang menolak untuk menyerah dan memilih untuk bertempur sampai mati atau bunuh diri. Beberapa tentara Jepang juga bersembunyi di reruntuhan kota, atau melarikan diri ke pedesaan di sekitarnya dan terus bertempur sebagai pejuang gerilya.
Diperkirakan ribuan tentara Jepang terbunuh dalam Pertempuran Manila, dan lebih banyak lagi yang terluka atau ditawan. Beberapa tawanan kemudian mengalami perlakuan brutal oleh para penculiknya, termasuk kerja paksa dan dalam beberapa kasus, penyiksaan dan eksekusi.
Setelah Pertempuran Manila adalah periode yang kompleks dan penuh gejolak, dengan korban jiwa yang signifikan dan kehancuran yang meluas di kota.
Tinggalkan Balasan